Senin, Agustus 18, 2008

17 Agustus 2008

Perayaan peringatan HUT RI ke 63 di kompleks ku tahun ini dirayakan dengan cukup meriah. Panitia menyewa satu Event Organizer untuk melaksanakan pertandingan kekompakan (team building) antar warga. Aku berserta papa dan mama ikut serta, sayang adikku Kahfi belum bisa ikut dan hanya melihat saja. Tapi dia cukup senang.

Acara dimulai pagi hari dengan Senam pagi bersama. Aku nggak ikut karena harus bantu papa dan mama. Papa jadi panitia dan mama ikutan masak konsumsi. Untuk sepeda hias, aku hanya ikut berkeliling tanpa jadi peserta - karena aku kan sudah gede ... :)

Selanjutnya, acara pertandingan Team Building - dimana aku beserta papa dan mama ikut

Mama tanya : Kamu udah siap ....

Aku jawab : pastinya ....

Ini anggota team AYAM JAGO

kukuruyuuuuuk ....

Mana Adikku .... kok dari tadi nggak kelihatan .... ??

Oo .. sepertinya bobok digendong sama papa ...

Malam harinya kami merayakan dengan syukuran .. makan bareng ha..ha..ha....

Judulnya : masakan Manado. Terus terang aku nggak begitu perduli dengan judul masakan dari tante Lusi, yang penting enak ... dan maknyuuuuussss.

Jumat, Agustus 08, 2008

Pameran Sains

Di sekolahku ada ekskul KIU ( Kelompok Ilmiah Unggul ). Karena aku suka sains, makanya aku pilih ekskul KIU. Ternyata ada untungnya juga lho ... Hasil karya kelompokku dipilih untuk mengikuti Pameran Sains ... Tanggal dan tempatnya sih belum tahu ...

Sabtu, Juni 21, 2008

Pemanasan Global

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut dan Banjir terhadap Kondisi Lingkungan Bio-geofisik dan Sosial-Ekonomi Masyarakat.
Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak sebagai berikut : (a) meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, (b) perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove, (c) meluasnya intrusi air laut, (d) ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, dan (e) berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim). Kemungkinan lainnya adalah akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat. Frekuensi dan intensitas banjir diprediksikan terjadi 9 kali lebih besar pada dekade mendatang dimana 80% peningkatan banjir tersebut terjadi di Asia Selatan dan Tenggara (termasuk Indonesia) dengan luas genangan banjir mencapai 2 juta mil persegi. Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan.
Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan dari 5.209.543 ha (1982) menurun menjadi 3.235.700 ha (1987) dan menurun lagi hingga 2.496.185 ha (1993). Dalam kurun waktu 10 tahun (1982-1993), telah terjadi penurunan hutan mangrove ± 50% dari total luasan semula. Apabila keberadaan mangrove tidak dapat dipertahankan lagi, maka : abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya.
Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan. Sebagai contoh, diperkirakan pada periode antara 2050 hingga 2070, maka intrusi air laut akan mencakup 50% dari luas wilayah Jakarta Utara.
Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi diantaranya adalah : (a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera ; (b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua ; (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional, dan (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan swasembada pangan di Indonesia. Adapun daerah-daerah di Indonesia yang potensial terkena dampak kenaikan muka air laut diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air laut yang terjadi. Dengan asumsi kemunduran garis pantai sejauh 25 meter, pada akhir abad 2100 lahan pesisir yang hilang mencapai 202.500 ha.
Bagi Indonesia, dampak kenaikan muka air laut dan banjir lebih diperparah dengan pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun akibat penggundulan. Data yang dihimpun dari The Georgetown – International Environmental Law Review (1999) menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1997 – 1998 saja tidak kurang dari 1,7 juta hektar hutan terbakar di Sumatra dan Kalimantan akibat pengaruh El Nino. Bahkan WWF (2000) menyebutkan angka yang lebih besar, yakni antara 2 hingga 3,5 juta hektar pada periode yang sama. Apabila tidak diambil langkah-langkah yang tepat maka kerusakan hutan – khususnya yang berfungsi lindung – akan menyebabkan run-off yang besar pada kawasan hulu, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir , serta memperluas kelangkaan air bersih pada jangka panjang.
Antisipasi Dampak Kenaikan Muka Air Laut dan Banjir melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Dengan memperhatikan dampak pemanasan global yang memiliki skala nasional dan dimensi waktu yang berjangka panjang, maka keberadaan RTRWN menjadi sangat penting. Secara garis besar RTRWN yang telah ditetapkan aspek legalitasnya melalui PP No.47/1997 sebagai penjabaran pasal 20 dari UU No.24/1992 tentang Penataan Ruang memuat arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang negara yang memperlihatkan adanya pola dan struktur wilayah nasional yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
Pola pemanfaatan ruang wilayah nasional memuat : (a) arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan kawasan lindung (termasuk kawasan rawan bencana seperti kawasan rawan gelombang pasang dan banjir) ; dan (b) arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan kawasan budidaya (hutan produksi, pertanian, pertambangan, pariwisata, permukiman, dsb). Sementara struktur pemanfaatan ruang wilayah nasional mencakup : (a) arahan pengembangan sistem permukiman nasional dan (b) arahan pengembangan sistem prasarana wilayah nasional (seperti jaringan transportasi, kelistrikan, sumber daya air, dan air baku.
Sesuai dengan dinamika pembangunan dan lingkungan strategis yang terus berubah, maka dirasakan adanya kebutuhan untuk mengkajiulang (review) materi pengaturan RTRWN (PP 47/1997) agar senantiasa dapat merespons isu-isu dan tuntutan pengembangan wilayah nasional ke depan. (mohon periksa Tabel 3 pada Lampiran). Oleh karenanya, pada saat ini Pemerintah tengah mengkajiulang RTRWN yang diselenggarakan dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategis ataupun paradigma baru sebagai berikut :
globalisasi ekonomi dan implikasinya,
otonomi daerah dan implikasinya,
penanganan kawasan perbatasan antar negara dan sinkronisasinya,
pengembangan kemaritiman/sumber daya kelautan,
pengembangan kawasan tertinggal untuk pengentasan kemiskinan dan krisis ekonomi,
daur ulang hidrologi,
penanganan land subsidence,
pemanfaatan jalur ALKI untuk prosperity dan security, serta
pemanasan global dan berbagai dampaknya.
Dengan demikian, maka aspek kenaikan muka air laut dan banjir seyogyanya akan menjadi salah satu masukan yang signifikan bagi kebijakan dan strategi pengembangan wilayah nasional yang termuat didalam RTRWN khususnya bagi pengembangan kawasan pesisir mengingat : (a) besarnya konsentrasi penduduk yang menghuni kawasan pesisir khususnya pada kota-kota pantai, (b) besarnya potensi ekonomi yang dimiliki kawasan pesisir, (c) pemanfaatan ruang wilayah pesisir yang belum mencerminkan adanya sinergi antara kepentingan ekonomi dengan lingkungan, (d) tingginya konflik pemanfaatan ruang lintas sektor dan lintas wilayah, serta (e) belum terciptanya keterkaitan fungsional antara kawasan hulu dan hilir, yang cenderung merugikan kawasan pesisir.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh ADB (1994), maka dampak kenaikan muka air laut dan banjir diperkirakan akan memberikan gangguan yang serius terhadap wilayah-wilayah seperti : Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pada pesisir Barat Papua
Untuk kawasan budidaya, maka perhatian yang lebih besar perlu diberikan untuk kota-kota pantai yang memiliki peran strategis bagi kawasan pesisir, yakni sebagai pusat pertumbuhan kawasan yang memberikan pelayanan ekonomi, sosial, dan pemerintahan bagi kawasan tersebut. Kota-kota pantai yang diperkirakan mengalami ancaman dari kenaikan muka air laut diantaranya adalah Lhokseumawe, Belawan, Bagansiapi-api, Batam, Kalianda, Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, Singkawang, Ketapang, Makassar, Pare-Pare, Sinjai. (Selengkapnya mohon periksa Tabel 1 pada Lampiran).
Kawasan-kawasan fungsional yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan kenaikan muka air laut dan banjir meliputi 29 kawasan andalan, 11 kawasan tertentu, dan 19 kawasan tertinggal. (selengkapnya mohon periksa Tabel 2 pada Lampiran).
Perhatian khusus perlu diberikan dalam pengembangan arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan prasarana wilayah yang penting artinya bagi pengembangan perekonomian nasional, namun memiliki kerentanan terhadap dampak kenaikan muka air laut dan banjir, seperti :
sebagian ruas-ruas jalan Lintas Timur Sumatera (dari Lhokseumawe hingga Bandar Lampung sepanjang ± 1600 km) dan sebagian jalan Lintas Pantura Jawa (dari Jakarta hingga Surabaya sepanjang ± 900 km) serta sebagian Lintas Tengah Sulawesi (dari Pare-pare, Makassar hingga Bulukumba sepanjang ± 250 km).
beberapa pelabuhan strategis nasional, seperti Belawan (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Mas (Semarang), Pontianak, Tanjung Perak (Surabaya), serta pelabuhan Makassar.
Jaringan irigasi pada wilayah sentra pangan seperti Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur dan Sulawesi bagian Selatan.
Beberapa Bandara strategis seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Semarang.
Untuk kawasan lindung pada RTRWN, maka arahan kebijakan dan kriteria pola pengelolaan kawasan rawan bencana alam, suaka alam-margasatwa, pelestarian alam, dan kawasan perlindungan setempat (sempadan pantai, dan sungai) perlu dirumuskan untuk dapat mengantisipasi berbagai kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi.
Selain antisipasi yang bersifat makro-strategis diatas, diperlukan pula antisipasi dampak kenaikan muka air laut dan banjir yang bersifat mikro-operasional. Pada tataran mikro, maka pengembangan kawasan budidaya pada kawasan pesisir selayaknya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alternatif yang direkomendasikan oleh IPCC (1990) sebagai berikut :
Relokasi ; alternatif ini dikembangkan apabila dampak ekonomi dan lingkungan akibat kenaikan muka air laut dan banjir sangat besar sehingga kawasan budidaya perlu dialihkan lebih menjauh dari garis pantai. Dalam kondisi ekstrim, bahkan, perlu dipertimbangkan untuk menghindari sama sekali kawasan-kawasan yang memiliki kerentanan sangat tinggi.
Akomodasi ; alternatif ini bersifat penyesuaian terhadap perubahan alam atau resiko dampak yang mungkin terjadi seperti reklamasi, peninggian bangunan atau perubahan agriculture menjadi budidaya air payau (aquaculture) ; area-area yang tergenangi tidak terhindarkan, namun diharapkan tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi keselamatan jiwa, asset dan aktivitas sosial-ekonomi serta lingkungan sekitar.
Proteksi ; alternatif ini memiliki dua kemungkinan, yakni yang bersifat hard structure seperti pembangunan penahan gelombang (breakwater) atau tanggul banjir (seawalls) dan yang bersifat soft structure seperti revegetasi mangrove atau penimbunan pasir (beach nourishment). Walaupun cenderung defensif terhadap perubahan alam, alternatif ini perlu dilakukan secara hati-hati dengan tetap mempertimbangkan proses alam yang terjadi sesuai dengan prinsip “working with nature”.
Sedangkan untuk kawasan lindung, prioritas penanganan perlu diberikan untuk sempadan pantai, sempadan sungai, mangrove, terumbu karang, suaka alam margasatwa/cagar alam/habitat flora-fauna, dan kawasan-kawasan yang sensitif secara ekologis atau memiliki kerentanan tinggi terhadap perubahan alam atau kawasan yang bermasalah. Untuk pulau-pulau kecil maka perlindungan perlu diberikan untuk pulau-pulau yang memiliki fungsi khusus, seperti tempat transit fauna, habitat flora dan fauna langka/dilindungi, kepentingan hankam, dan sebagainya.
Agar prinsip keterpaduan pengelolaan pembangunan kawasan pesisir benar-benar dapat diwujudkan, maka pelestarian kawasan lindung pada bagian hulu – khususnya hutan tropis - perlu pula mendapatkan perhatian. Hal ini penting agar laju pemanasan global dapat dikurangi, sekaligus mengurangi peningkatan skala dampak pada kawasan pesisir yang berada di kawasan hilir.
Kebutuhan Intervensi Kebijakan Penataan Ruang dalam rangka Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Dalam kerangka kebijakan penataan ruang, maka RTRWN merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk dampak pemanasan global terhadap kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun demikian, selain penyiapan RTRWN ditempuh pula kebijakan untuk revitalisasi dan operasionalisasi rencana tata ruang yang berorientasi kepada pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tingkat kedalaman yang lebih rinci.
Intervensi kebijakan penataan ruang diatas pada dasarnya ditempuh untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut :
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada kawasan pesisir, termasuk kota-kota pantai dengan segenap penghuni dan kelengkapannya (prasarana dan sarana) sehingga fungsi-fungsi kawasan dan kota sebagai sumber pangan (source of nourishment) dapat tetap berlangsung.
Mengurangi kerentanan (vulnerability) dari kawasan pesisir dan para pemukimnya (inhabitants) dari ancaman kenaikan muka air laut, banjir, abrasi, dan ancaman alam (natural hazards) lainnya.
Mempertahankan berlangsungnya proses ekologis esensial sebagai sistem pendukung kehidupan dan keanekaragaman hayati pada wilayah pesisir agar tetap lestari yang dicapai melalui keterpaduan pengelolaan sumber daya alam dari hulu hingga ke hilir (integrated coastal zone management).
Untuk mendukung tercapainya upaya revitalisasi dan operasionalisasi rencana tata ruang, maka diperlukan dukungan-dukungan, seperti : (a) penyiapan Pedoman dan Norma, Standar, Prosedur dan Manual (NSPM) untuk percepatan desentralisasi bidang penataan ruang ke daerah - khususnya untuk penataan ruang dan pengelolaan sumber daya kawasan pesisir/tepi air; (b) peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta pemantapan format dan mekanisme kelembagaan penataan ruang, (c) sosialisasi produk-produk penataan ruang kepada masyarakat melalui public awareness campaig, (d) penyiapan dukungan sistem informasi dan database pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memadai, serta (e) penyiapan peta-peta yang dapat digunakan sebagai alat mewujudkan keterpaduan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-kecil sekaligus menghindari terjadinya konflik lintas batas.
Selanjutnya, untuk dapat mengelola pembangunan kawasan pesisir secara efisien dan efektif, diperlukan strategi pendayagunaan penataan ruang yang senada dengan semangat otonomi daerah yang disusun dengan memperhatikan faktor-faktor berikut :
Keterpaduan yang bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah dalam konteks pengembangan kawasan pesisir sehingga tercipta konsistensi pengelolaan pembangunan sektor dan wilayah terhadap rencana tata ruang kawasan pesisir.
Pendekatan bottom-up atau mengedepankan peran masyarakat (participatory planning process) dalam pelaksanaan pembangunan kawasan pesisir yang transparan dan accountable agar lebih akomodatif terhadap berbagai masukan dan aspirasi seluruh stakeholders dalam pelaksanaan pembangunan.
Kerjasama antar wilayah (antar propinsi, kabupaten maupun kota-kota pantai, antara kawasan perkotaan dengan perdesaan, serta antara kawasan hulu dan hilir) sehingga tercipta sinergi pembangunan kawasan pesisir dengan memperhatikan inisiatif, potensi dan keunggulan lokal, sekaligus reduksi potensi konflik lintas wilayah
Penegakan hukum yang konsisten dan konsekuen – baik PP, Keppres, maupun Perda - untuk menghindari kepentingan sepihak dan untuk terlaksananya role sharing yang ‘seimbang’ antar unsur-unsur stakeholders.

SK Trimurti, wartawan 3 zaman

SK Trimurti, wartawan tiga jaman, pejuang dan mantan Menteri Perburuhan kelahiran 11 Mei 1912 itu meninggal dunia dalam usia 96 tahun, Selasa 20 Mei 2008 di RS Pusat Angkatan Darat, Jakarta. Jenazah mantan istri mendiang penulis naskah proklamasi Sayuti Melik itu sebelum dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Rabu 21/5 disemayamkan di rumah duka RSPAD, Jakarta dan di Gedung Pola, Jakarta. Sementara, rumah dukadi ujung Jalan Palem V No. F/1001, Jakasetia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, terlihat sepi.

Menurut puteranya, Heru Baskoro, sebelum wafat, SK Trimurti sempat dirawat selama dua minggu dirawat di ruang perawatan intensif karena tekanan darahnya sangat rendah. Namun, setelah kondisinya sempat membaik dipindahkan ke ruang perawatan umum. Namun, Selasa pagi kondisinya kembali kritis. SK Trimurti mengalami pendarahan karena kejang pada bagian perutnya. Wartawan tiga jaman itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 18.20. Banyak tokoh dan sahabat melawat jenazah saksi Proklamasi 17 Agustus 1945 itu. Di antaranya Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, mantan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, dan kerabat dekat almarhumah.

Puteri pasangan Salim Banjaransari Mangunsuromo dan Saparinten binti Mangunbisomo itu pernah menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II. Dari perkahannya dengan Sayuti Melik lahir dua orang putra yakni Moesafir Karma Boediman (MK Boediman) dan Heru BaskoroNama SK Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia. Dia adalah wartawan senior yang hidup tiga zaman. Pada zaman penjajahan Belanda sudah menjalani hidup di bui (1936-1943) karena idealisme dan karya jurnalistiknya. Bahkan, dia harus melahirkan anak keduanya di lorong penjara ketika itu. Di usia tua, hidupnya tetap penuh semangat, penuh canda dan tampak semakin enteng saja menjalani hidup.Pesat, Bedug, dan Genderang yang sudah tidak lagi terbit adalah contoh nama-nama media majalah tempat dia pernah berlabuh menuangkan kemampuan intelektual jurnalistik untuk membangun bangsa.Perempuan bertubuh mungil kelahiran tahun 1912 ini adalah istri Sayuti Melik tokoh terkenal pengetik naskah otentik Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Mereka menikah tahun 1938 namun 31 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1969 Sayuti Melik setelah menikah lagi harus menjadi mantan suami yang tetap dia hormati.Wartawan tiga jaman itu tetap rajin latihan yoga sehingga dia dengan mudah dapat mencium lutut. Di usia tua perawakan tubuhnya tetap mungil, sikapnya tetap ramah, hidupnya tetap penuh semangat, rasa humornya masih tetap menampilkan canda dan kelihatannya dia semakin enteng saja menjalani hidup.Karena orang terbiasa mengenalnya dengan nama S.K. Trimurti atau Soerastri Karma Trimurti membuat nama yang sudah masuk dalam catatan sejarah Indonesia modern tersebut terlupakan sebagai nama yang tak lebih dan tak kurang hanyalah samaran belaka. Karma dan Trimurti adalah nama samaran yang dia pakai secara bergantian untuk menghindari delik pers pemerintahan kolonial Belanda dahulu. Bukti bahwa dia berjuang melepaskan diri dari siasat kekangan delik pers Belanda adalah bahwa anak keduanya terlahir di lorong penjara saat harus menjalani hidup di bui antara tahun 1939-1943.Sebagai penikmat yoga semenjak usia muda yang pada Mei 2000 lalu lututnya pernah terluka gara-gara terjatuh ketika hendak duduk bahkan membuatnya sempat harus dirawat di rumah sakit, Trimurti bisa dengan cepat memulihkan lukanya. Dengan yoga dia kembali dapat dengan mudah memamerkan begitu mudahnya dia mencium lutut. "Saya berlatih yoga sejak muda," jelas anggota Petisi 50 ini.Sebagai perempuan yang lahir dan dibesarkan di lingkungan Jawa dia menentukan sikap untuk tetap sangat tegas terhadap perihal hak-hak perempuan yang dibingkai dengan sopan santun kejawen. Ketegasan itu bukan hanya telah dia contohkan dengan kerelaan melahirkan seorang anak di sebuah lorong penjara, melainkan, terhadap seorang suami Sayuti Melik pun yang karena menikah lagi keduanya harus bercerai dia tetap menaruh rasa hormat sebagai mantan suami. Kendati sudah berusia uzur Trimurti masih sempat wira-wiri ikut rapat Petisi 50 setiap hari Selasa bahkan terkadang hadir sebagai pembicara di seminar-seminar bertaraf nasional. Beruntunglah terhadap pejuang pers kemerdekaan ini masih Tuhan anugerahkan sebuah kehidupan yang berlimpah sehat walafiat di sebuah rumah sederhana miliknya di Jalan Kramat Lontar H-7 di daerah Kramat, Jakarta. Di depan rumahnya itu bajaj bebas berseliweran yang suara gaduhnya sesewaktu dapat bercampur dengan suara orang-orang lewat atau anak-anak kecil yang menangis termasuk teriakan ibu-ibu yang memanggil tukang siomai dan bakso, misalnya. Di rumahnya yang sebagian kamarnya dia sewakan sebagai tempat indekos bagi para karyawati terdapat sebuah ruang tamu tempat menggantung lukisan Semar, tokoh pewayangan setengah dewa setengah manusia dan separuh laki-laki dan separuh perempuan yang dikeramatkan oleh sebagian orang Jawa. Nah, baru di ruang tengah rumahnya terdapat sebuah gambar ukuran 100x60 centimeter yang melukiskan seorang Presiden Soekarno yang sedang menyematkan Bintang Mahaputra Tingkat V ke dada Trimurti. Dia tercengang mengenang sebentar, "Saya sedang dijothak (didiamkan) Bung Karno waktu itu karena memprotes poligami!" tutur Trimurti yang akhirnya bisa tersenyum menerawang mengingat-ingat kembali tipe Bung Karno seorang lelaki yang karismatik tapi beristri banyak. Dia mengatakan sesungguhnya sangat loyal terhadap Bung Karno sang guru politik sekaligus orang yang memaksanya untuk pertama kali menulis di majalah Pikiran Rakyat. Proklamator Kemerdekaan dan Presiden R.I. pertama itulah yang telah membuat dia kecemplung ke dunia jurnalisme sebab sebelumnya Trimurti sudah menjadi seorang guru di sebuah sekolah dasar khusus putri di Surakarta dan Banyumas, serta di perguruan rakyat di Bandung.Satu-satunya persoalan fisik dia yang serius adalah keterbatasan penglihatan mata sebelah kanannya yang merosot karena termakan usia, selebihnya tak ada masalah fisik lain pada perempuan tua namun masih sehat walafiat ini. Bukan peristiwa aneh jika ketika dia sedang berjalan-jalan di sekitar rumah lalu tetangganya melontarkan senyum namun tak sekali pun pernah berbalas. Persoalannya Trimurti tidak bisa melihat dengan sempurna bukan karena wartawan senior ini sombong. "Wong saya baca saja pake kaca pembesar!" ujarnya penuh rasa humor.

Tino Sidin, guru gemar menggambar

Tino Sidin selalu tampil khas, berkemeja batik garis lengkung, berbaret hitam dengan kuncir di atasnya, tatkala mengasuh gemar menggambar di layar TVRI tahun 1978. Orang Jawa kelahiran Tebingtinggi, Sumatera Utara, 25 November 1925, itu sangat akrab dengan anak-anak pada dekade delapan puluhan.
Lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, 1963, yang terkenal setelah mengasuh acara Gemar Menggambar di TVRI, sempat ngambek, ketika acara mingguannya di TVRI diselingi Kak Alex, tanpa pemberitahuan kepadanya.
Pasalnya, ada yang menganggap sistem Pak Tino bisa merusakkan kreativitas anak. Sedangkan yang lain berpandangan justru karena caranya yang kocak dapat membangkitkan minat menggambar para bocah. ''TV bukan sekolah menggambar,'' kata Tino. Acara Gemar Menggambar, menurut dia, harus bisa dinikmati semua golongan dan usia. Menggambar ibarat mengeja abjad, sedangkan melukis bagaikan mengarang novel. Karena itu, prinsipnya mengajar adalah: ''Membuat anak suka menggambar, itu saja.'' Putra bekas anggota pasukan Marsose di zaman Belanda itu suka menggambar di masa kecilnya. Padahal, dilarang oleh kakeknya, seorang sais pedati, karena dianggap tidak bisa menghidupi. Menempati rumah kontrakan di Taman Aries, Jakarta Barat, Tino juga mengajar menggambar di tempat lainnya di Jakarta, seperti Pasar Seni Ancol, Pluit, dan Kepa Duri. Ia memimpin pelajaran menggambar di sejumlah TK dan SD Jakarta, lewat ''Taman Tino Sidin'' yang juga dikembangkan di Surabaya, Yogyakarta, dan Padang. Ini, katanya, diilhami Taman Ismail Marzuki. ''Karena Taman Tino Sidin tak ada yang bikin, saya bikin sendiri,'' tambahnya sambil tertawa. Penggemar jalan-jalan ke ''gunung yang ada mistiknya'' ini telah menghasilkan sejumlah buku. Antara lain, Bawang Merah Bawah Putih, dan Ibu Pertiwi, terbitan Balai Pustaka. Mari Menggambar macet setelah terbit 10 jilid. Malasnya timbul, katanya, setelah buku itu dibajak orang.
Karirinya diawali sebagai pegawai Kementerian Penerangan Jepang (1944-1945). Kemudian menjadi Polisi Tentara di Sumatera (1945) dan guru menggambar di SMP Tebingtinggi (1945). Dia pun aktif sebagai Tentara Pelajar Brigade 17 (1946-1949). Kemudian menjadi Guru Taman Siswa di Tebingtinggi (1950-1952).
Ketua Palang Merah Remaja di Langkat dan Ketua ASRI di Binjai, dilakoninya tahun 1953-1957. Tino pun sempat menjadi Sekretaris Veteran di Deli Serdang (1958-1959).Lalu menjabat Ketua Pusat Latihan Lukis Anak (PLLA) dan Acara Gemar Menggambar TVRI Yogya (1969-1977). Kemudian aktif sebagai Penatar Guru Gambar SD Seluruh Indonesia (1980-1981) seraya tampil sebagai pengasuh Acara Gemar Menggambar TVRI Pusat (1978), mengajarkan gambar di Pasar Seni, Ancol, dan memimpinan Taman Tino Sidin, Surabaya dan Yogyakarta.

Affandi, maestro seni lukis Indonesia

Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu.Dari segi pendidikan, putra Cirebon kelahiran Cirebon tahun 1907 ini termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi generasinya yang kelahiran 1907, memperoleh pendidikan H.I.S, MULO, dan selanjutnya tamat dari A.M.S, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri. Namun bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya.Ketika Republik ini diproklamasikan 1945, banyak pelukis ambil bagian. Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok ditulisi antara lain "Merdeka atau mati!". Kata-kata itu diambil dari penutup pidato Bung Karno 'Lahirnya Pancasila', 1 Juni 1945. Saat itulah, Affandi mendapat tugas membuat poster. Poster itu idenya dari Bung Karno, gambar orang yang dirantai tapi rantai itu sudah putus. Yang dijadikan model pelukis Dullah. Lalu kata-kata apa yang harus ditulis di poster itu? Kebetulan muncul penyair Chairil Anwar. Soedjojono menanyakan kepada Chairil, maka dengan enteng Chairil ngomong: "BUNG, AYO BUNG!"Dan selesailah poster bersejarah itu. Sekelompok pelukis siang malam memperbanyaknya dan dikirim ke daerah-daerah. Dari mana kah Chairil memungut kata-kata itu? Ternyata kata-kata itu, biasa diucapkan oleh pelacur-pelacur di Jakarta yang menawarkan dagangannya pada jaman itu. Bakat melukis yang menonjol pada dirinya pernah enorehkan cerita menarik dalam kehidupannya. Suatu saat, dia pernah mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan, India, suatu Akademi yang didirikan oleh Rabindranath Tagore. Ketika telah tiba di India, dia ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India. Sepulang dari India, Eropa, pada tahun limapuluhan, Affandi dicalonkan oleh PKI untuk mewakili orang-orang tak berpartai dalam pemilihan Konstituante. Dan terpilihlah dia, seperti Frof. Ir. Saloekoe Poerbodiningrat dsb untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang konstituante, menurut Basuki Resobowo yang teman pelukis juga, biasanya katanya Affandi cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi angkat bicara. Dia masuk komisi Perikemanusiaan (mungkin sekarang HAM) yang dipimpin Wikana, teman dekat Affandi juga sejak sebelum revolusi.Lalu apa topik yang diangkat Affandi? "Kita bicara tentang Perikemanusiaan, lalu bagaimana tentang Perikebinatangan?" demikianlah dia memulai orasinya. Tentu saja yang mendengar semua tertawa ger-geran. Affandi bukan orang humanis biasa. Pelukis yang suka pakai sarung, juga ketika dipanggil ke istana semasa Suharto masih berkuasa dulu, intuisinya sangat tajam. Meskipun hidup di jaman teknologi yang sering diidentikkan jaman modern itu, dia masih sangat dekat dengan fauna, flora dan alam semesta ini. Ketika Affandi mempersoalkan 'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup masih sangat rendah.Affandi juga termasuk pimpinan pusat Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Dia bagian seni rupa Lembaga Seni Rupa) bersama Basuki Resobowo, Henk Ngantung, dan sebagainya.Pada tahun enampuluhan, gerakan anti imperialis AS sedang mengagresi Vietnam cukup gencar. Juga anti kebudayaan AS yang disebut sebagai 'kebudayaan imperialis'. Film-film Amerika, diboikot di negeri ini. Waktu itu Affandi mendapat undangan untuk pameran di gedung USIS Jakarta. Dan Affandi pun, pameran di sana.Ketika sekelompok pelukis Lekra berkumpul, ada yang mempersoalkan. Mengapa Affandi yang pimpinan Lekra kok pameran di tempat perwakilan agresor itu. Menanggapi persoalan ini, ada yang nyeletuk: "Pak Affandi memang pimpinan Lekra, tapi dia tak bisa membedakan antara Lekra dengan Lepra!" kata teman itu dengan kalem. Karuan saja semua tertawa.Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tariknya.Affandi memang hanyalah salah satu pelukis besar Indonesia bersama pelukis besar lainnya seperti Raden Saleh, Basuki Abdullah dan lain-lain. Namun karena berbagai kelebihan dan keistimewaan karya-karyanya, para pengagumnya sampai menganugerahinya berbagai sebutan dan julukan membanggakan antara lain seperti julukan Pelukis Ekspressionis Baru Indonesia bahkan julukan Maestro. Adalah Koran International Herald Tribune yang menjulukinya sebagai Pelukis Ekspressionis Baru Indonesia, sementara di Florence, Italia dia telah diberi gelar Grand Maestro. Berbagai penghargaan dan hadiah bagaikan membanjiri perjalanan hidup dari pria yang hampir seluruh hidupnya tercurah pada dunia seni lukis ini. Di antaranya, pada tahun 1977 ia mendapat Hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoeld. Bahkan Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace PAX MUNDI di Castelo San Marzano, Florence, Italia pun mengangkatnya menjadi anggota Akademi Hak-Hak Azasi Manusia. Dari dalam negeri sendiri, tidak kalah banyak penghargaan yang telah diterimanya, di antaranya, penghargaan "Bintang Jasa Utama" yang dianugrahkan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1978. Dan sejak 1986 ia juga diangkat menjadi Anggota Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta. Bahkan seorang Penyair Angkatan 45 sebesar Chairil Anwar pun pernah menghadiahkannya sebuah sajak yang khusus untuknya yang berjudul Kepada Pelukis Affandi. Untuk menghargai karya-karya besarnya, berbagai lembaga atau yayasan juga berusaha mengabadikan kenang-kenangan pelukis besar ini. Pada tahun 1976, Prix International Dag Hammerskjoeld telah menerbitkan sebuah buku kenang-kenangan tentang “Affandi”. Buku setebal 189 halaman lebih itu diterbitkan dalam 4 bahasa, yaitu dalam bahasa Inggris, Belanda, Perancis, dan Indonesia. Demikian juga Penerbitan Yayasan Kanisius, telah menerbitkan sebuah buku tentang Affandi karya Nugraha Sumaatmadja pada tahun 1975. Begitu pula dalam rangka memperingati 70 tahun Affandi pada tahun 1978, Dewan Kesenian Jakarta pun menerbitkan buku “Affandi 70 Tahun” susunan Ajip Rosidi, Zaini, Sudarmadji. Dan dalam rangka memperingati 80 tahun Affandi di tahun 1987, Yayasan Bina Lestari Budaya Jakarta, menerbitkan sebuah buku tentang “Affandi”. Buku yang disusun oleh Raka Sumichan dan Umar Kayam setebal 222 halaman lebih itu diterbitkan dalam dua bahasa yakni bahasa Inggris dan Indonesia. Untuk mendekatkan dan memperkenalkan karya-karyanya kepada para pecinta seni lukis, Affandi sering mengadakan pameran di berbagai tempat. Di negara India, dia telah mengadakan pameran keliling ke berbagai kota. Demikian juga di berbagai negara di Eropa, Amerika serta Australia. Di Eropa, ia telah mengadakan pameran antara lain di London, Amsterdam, Brussels, Paris dan Roma. Begitu juga di negara-negara benua Amerika seperti di Brazilia, Venezia, San Paulo, dan Amerika Serikat. Hal demikian jugalah yang membuat namanya dikenal di berbagai belahan dunia.Meski sudah melanglangbuana ke berbagai negara, Affandi dikenal sebagai sosok yang sederhana dan suka merendah. Pelukis yang kesukaannya makan nasi dengan tempe bakar ini mempunyai idola yang terbilang tak lazim. Orang-orang lain bila memilih wayang untuk idola, biasanya memilih yang bagus, ganteng, gagah, bijak, seperti; Arjuna, Gatutkaca, Bima atau Werkudara, Kresna. Namun, Affandi memilih Sokasrana yang wajahnya jelek namun sangat sakti. Tokoh wayang itu menurutnya merupakan perwakilan dari dirinya yang jauh dari wajah yang tampan. Meskipun begitu, Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Deparpostel) mengabadikan wajahnya dengan menerbitkan prangko baru seri tokoh seni/artis Indonesia. Menurut Helfy Dirix (cucu tertua Affandi) gambar yang digunakan untuk perangko itu adalah lukisan self portrait Affandi tahun 1974, saat Affandi masih begitu getol dan produktif melukis di museum sekaligus kediamannya di tepi Kali Gajahwong Yogyakarta. Kesederhanaan cara berpikirnya terlihat saat suatu kali, Affandi merasa bingung sendiri ketika kritisi Barat menanyakan konsep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi Barat, lukisan Affandi dianggap memberikan corak baru aliran ekspresionisme. Tapi ketika itu justru Affandi balik bertanya, ''Aliran apa itu?''.Bahkan hingga saat tuanya, Affandi membutakan diri dengan teori-teori. Bahkan ia dikenal sebagai pelukis yang tidak suka membaca. Baginya, huruf-huruf yang kecil dan renik dianggapnya momok besar.Bahkan, dalam keseharian, ia sering mengatakan bahwa dirinya adalah pelukis kerbau, julukan yang diakunya karena dia merasa sebagai pelukis bodoh. Mungkin karena kerbau adalah binatang yang dianggap dungu dan bodoh.Sikap ''sang maestro'' yang tidak gemar berteori dan lebih suka bekerja secara nyata ini dibuktikan dengan kesungguhan dirinya menjalankan profesi sebagai pelukis yang tidak cuma musiman pameran. Bahkan terhadap bidang yang dipilihnya, dia tidak overacting.Misalnya jawaban Affandi setiap kali ditanya kenapa dia melukis. Dengan enteng, dia menjawab, ''Saya melukis karena saya tidak bisa mengarang, saya tidak pandai omong. Bahasa yang saya gunakan adalah bahasa lukisan.'' Bagi Affandi, melukis adalah bekerja. Dia melukis seperti orang lapar. Sampai pada kesan elitis soal sebutan pelukis, dia hanya ingin disebut sebagai ''tukang gambar''.Lebih jauh ia berdalih bahwa dirinya tidak cukup punya kepribadian besar untuk disebut seniman, dan ia tidak meletakkan kesenian di atas kepentingan keluarga. ''Kalau anak saya sakit, saya pun akan berhenti melukis,'' ucapnya. Dari segi produktifitas, Affandi termasuk pelukis yang cukup produktif. Menurut Affandi sendiri, dia telah melukis lebih dari 2.000 buah lukisan dan sekitar 300 buah lukisan koleksi pribadinya kini disimpan di Museum Affandi, Jogyakarta. Museum yang diresmikan oleh Fuad Hassan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu dalam sejarahnya telah pernah dikunjungi oleh Mantan Presiden Soeharto dan Mantan Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahathir Mohammad pada Juni 1988 kala keduanya masih berkuasa. Museum ini didirikan tahun 1973 di atas tanah yang menjadi tempat tinggalnya. Sampai ajal menjemputnya pada Mei 1990, ia tetap menggeluti profesi sebagai pelukis. Kegiatan yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Ia dikuburkan tidak jauh dari Museum yang didirikannya itu. Saat ini, terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di Museum Affandi, dan 300-an di antaranya adalah karya Affandi. Lukisan-lukisan Affandi yang dipajang di galeri I adalah karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal karirnya hingga selesai, sehingga tidak dijual. Sedangkan galeri II adalah lukisan teman-teman Affandi baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Hendra, Rusli, Fajar Sidik, dan lain-lain. Adapun galeri III berisi lukisan-lukisan keluarga Affandi. Di dalam galeri III yang selesai dibangun tahun 1997, saat ini terpajang lukisan-lukisan terbaru Kartika Affandi yang dibuat pada tahun 1999. Lukisan itu antara lain "Apa yang Harus Kuperbuat" (Januari 99), "Apa Salahku? Mengapa ini Harus Terjadi" (Februari 99), "Tidak Adil" (Juni 99), "Kembali Pada Realita Kehidupan, Semuanya Kuserahkan KepadaNya" (Juli 99), dan lain-lain. Ada pula lukisan Maryati, Rukmini Yusuf, serta Juki Affandi.

Minggu, April 20, 2008

Uji coba perangkat WiFi

Akhirnya datang juga ... kayak judul acara di TIVI saja .....
Maksudnya perangkat WiFi yang boleh di uji coba, walaupun cuma pinjaman dari kantor papa saya .....
Lumayan, bisa buat nge-test berbagai macam model dan tipe koneksi dan bisa membandingkan model-model perangkat








Ini USB Wifi dari merk D-Link.
























Ada 3 D-Link dan 1 Edimax yang bisa di uji coba ...




















Akses Point yang Merk Edimax ada 1, lumayan untuk test AP ....

















Selain Edimax, ada juga Akses Point - Router D-Link (cukup canggih sepertinya) yang bisa di uji coba ....












Hasil uji coba nya, lain waktu saya posting .... karena sekarang saya harus mengerjakan PR Matematika yang buanyaaaak banget ...ha...ha..ha....

Kamis, April 17, 2008

Blocking dari Akses Point

Seringkali administrator jaringan atau orang tua ingin membatasi koneksi internet dari komputer karena satu dan lain hal. Administrator atau orang tua misalnya tidak ingin anaknya koneksi ke game online terus menerus, atau menggunakan port2x tertentu, atau mengunjungi situs-situs tertentu. Ada banyak cara untuk ng-block nya, tetapi dari beberapa akses point ternyata juga menyediakan alat untuk melakukan bloking seperti diatas. Ini contoh beberapa peralatan yang bisa digunakan (catatan: cara nge-block nya jangan diajarkan kepada anak nya atau user jaringannya, apalagi password akses point nya).

1. Bloking aplikasi



Misalnya orang tidak ingin anaknya menjalankan aplikasi game online, maka nama aplikasinya dapat dimasukkan, kemudian trigernya dan public port nya juga. Maka AP akan mem-blok user menjalankan aplikasi tersebut.

2. Bloking Situs/URL



Terkadang ada juga orang tua yang tidak mau anaknya masuk ke situs-situs tertentu, atau administrator hendak melarang user nya ke situs-situs tertentu, maka dapat gunakan fungsi Parental Control. Tinggal masukkan nama URL nya, atau Domain nya, atau teks yang terkandung dalam nama domain atau URL. Tapi hati2x menggunakan control ini, karena sewaktu saya blok situs ketawa.com (karena ada humor org dewasa nya - jadi saya nggak boleh baca), saya dimarahin ama mama ..ha ..ha...ha...


3. IP Filter/MAC Filter



Blocking ini digunakan untuk membatasi jam2x tertentu komputer boleh koneksi ke internet dengan menggunakan IP address atau MAC address. Misalnya setiap hari jam 18.00-20.00 nggak boleh akses internet karena harus belajar, maka IP address atau MAC addres nya dimasukkan kedalam list dan waktu nya di set di time. Jam 20.00 - 21.00 boleh akses lagi (biar nggak ganggu mama nonton sinetron ..ha..ha..). Tapi sayangnya, blok ini punya kelemahan, karena baik IP ataupun MAC itu ternyata gantinya gampang lho ...

Masih ada blok yang lain seperti Firewall atau Virtual Server, tapi ini lebih berkaitan dengan koneksi jaringan keseluruhan dan penggunaan port2x yang rumit ... saya nggak tau lah ...

Selamat membatasi, mudah-mudahan nggak diprotes ama user nya terutama sama anaknya ..ha..ha...


Photo ku di Pantai Carita







Sabtu, April 12, 2008

Merakit Kaleng Bolic Antenna

Setelah beberapa kali ikutan melihat papa merakit antenna kaleng bolic, akhirnya saya berkesempatan untuk merakit sendiri dengan bimbingan papa. Saya coba tampilkan dokumentasinya ya ....

Bahan-bahan yag diperlukan :




Boleh pake Tutup Panci, jangan lupa ukur diameternya dan kedalaman lengkungan pancinya.





Ini lho, bentuknya kayak UFO, mama lagi kebingunan cari tutup pancinya lho ..











Kalo nggak boleh pake tutup panci, bisa juga pake kaleng biskut ...







Peralatan lain yang dibutuhkan adalah cutter, lem tembak, dlsb






Juga spidol untuk menandai, dan botol untuk Feeder. Sebetulnya aslinya yang digunakan adalah pipa paralon. Tapi sepertinya botol bisa lebih bagus untuk menjada agar suhu disekitar USB Wifi nya nggak terlalu panas.


Ini kabel USB Ekstender yang saya gunakan. Kebetulan ini jenis Pasif, tapi harus yg mendukung USB 2.0 lho





Ini kabel USB Ekstender yang AKtiv. Saya gunakan yg merk BAFO 3001. Karena harganya cukup mahal, makanya saya kombinasikan dengan yg pasif. Kombinasinya bisa 5 m Aktif : 5 m Pasif. Harganya hampir 5 kali yg pasif.






Kalo ini USB Wifi yang saya gunakan. Ada banyak merk, mulai dari Edimax, D-Link, Linksys, Belkin, dan lain sebagainya. Harganya juga mulai dari 250 rb sampai dengan 750 rb juga ada.







Sekarang botol yg akan digunakan sebaga feeder dilubangi. Untuk jarak nya disesuaikan dengan lingkar kaleng yang digunakan dan kedalaman tutup pancinya. Biar gampang, hitungnya gunakan kalkulator antenna Wifi - yang cukup banyak tersedia. Kalo pake rumus, saya nggak ngerti - ribet.






Kalau sudah selesai, USB Wifi nya dimasukkan kedalam feeder dan siap dipasang ke antenna











Kalo udah, pasang USB Wifi nya ke botol yang jadi feeder











Dan pasang kabel USB Ekstendernya










Ini contoh kalo sudah terpasang












Kemudian lekatkan pada antenna yg sudah dibuat. Ukuran dan jarak disesuaikan dengan perhitungan









Ini kalau menggunakan antenna kaleng biskuit








Kalo udah kuat, tinggal dinaikkan ke tiang antenna dan arahkan ke Akses Point nya. Selamat mencoba kalau nggak jelas boleh tanya ....


Ini Photo ku dengan adik tersayang Achmad Al Kahfi

Jumat, April 11, 2008

Setting Akses Point



LANGKAH-LANGKAH SETTING AKSES POINT

Ada beberapa hal yang harus disiapkan saat kita akan setting Akses Point, yaitu

MODE yang akan digunakan
· AP atau Akses Point (untuk menyebarkan membagi koneksi)
· Station Ad Hoc (untuk koneksi komputer ke komputer)
· Station Infrastructure (untuk komputer koneksi ke AP)
· AP Bridge , point to point
· AP Bridge, point to multi point
· AP Bridge, WDS
· Universal repeater

BAND yang akan digunakan
2.4 GHz – 802.11b (maksimum hanya 11 MBps)
2.4 GHz – 802.11g (bisa mencapai 108 MBps)
2.4 GHz – 802.11 b+g (kombinasi)

Siapkan juga nama SSID, misalnya Permata2

No Channel yg akan digunakan : 1 – 13, paling aman tengah 6

Selanjutnya pilih tipe authentikasi
Open System
Share Key
Auto

Untuk Security, pilih mode
Disable (tanpa enkripsi)
WEP (enkripsi sederhana, lebih mudah, bisa 64 atau 128 bit)
WPA Share key (menggunakan password)
WPA RADIUS (kalau menggunakan server radius)

Tentukan format key : ASCII atau HEXA
Tentukan default key (1 – 4)

Kalau akan menggunakan filter MAC Address, pilih Enable Wireless Access Control
Dan masukkan MAC Address yg diijinkan koneksi

Yang lain biarkan saja default, tapi boleh juga disetting sesuai dengan keinginan, misalnya Enabled Broadcast SSID – bisa di disable.



Kamis, April 10, 2008

Setting USB WiFi menjadi Akses Point


Berdasarkan percobaan yang kami (saya dan papa) lakukan, ternyata USB Wifi yg biasanya digunakan sebagai alat untuk klien WiFi hotspot bisa juga di set menjadi Akses Point atau sebagai Pemancar Server hotspot.

Kami melakukan uji coba untuk merek Edimax (karena kebetulan punya-nya Edimax). Caranya, pada saat setting, pilih option "SoftAP". Setelah masuk softAP, setting detailnya sama saja dengan AP biasa (yg hardware). Nama SSID, channel yg digunakan, sekurity, sampai pembatasan MAC Address semuanya bisa digunakan disini.

Bedanya hanya satu, kalau AP hardware bisa berdiri sendiri - tanpa komputer, kalau SoftAP maka USB Wifi nya harus koneksi ke komputer dan komputernya nggak boleh mati (SoftAP nya harus selalu running). Karena USB Wifi ini nyambungnya ke colokan USB, maka koneksi internetnya (modem nya) juga harus melalui komputer dan komputer ini yang meneruskan koneksi melalui USB Wifi yg di set menjadi AP ini.

Kalau sudah running, user atau klien tidak akan melihat perbedaan antara SoftAP yang menggunakan USB Wifi dengan AP yg hardware, kecuali kalau kliennya ngintip dirumah yg punya server.

Kelemahan dari cara ini adalah komputer harus hidup terus sebagai server, sedangkan dalam AP hardware - komputer tidak perlukan kecuali saat setting. Tapi ternyata Soft AP juga punya kelebihan lho .... yaitu kita bisa jalankan berbagai macam program di komputer seperti antivirus server, wingate, winrouter, atau program2x untuk membatasi bandwith atau penggunaan, termasuk setting waktu kapan boleh koneksi, koneksi kemana saja, kapan ada port2x yg dibuka dan ditutup (tapi saya belum pernah coba ...ha.. ha.. ).

Selamat mencoba kalau berminat, sekarang saya sedang akan mencoba Akses Point dijadikan ad hoc atau infrastruktur klien ... sepertinya bisa juga, tapi tunggu akses pointnya dateng dulu ...

Rabu, April 09, 2008

Membuat Antenna Wifone

Dirumah, kami memiliki satu pesawat telephone dari Wifone Esia. Signalnya sangat lemah di ruang tamu rumah saya di daerah Bintaro Jaya Sektor IX (Taman Permata 2). Satu atau dua bar, dan bahkan kadang2x menghilang sehingga tidak bisa dihubungi dari luar.

Untuk mengatasi ini, kami (saya dan papa saya) membuat antenna dalam yg fungsinya untuk memperkuat signal baik saat terima, maupun saat kirim. Kami membuat suatu disain. Saya ikut membantu papa untuk mengukur dan memotong kertas dan alumunium foil (minta ama mama sedikit). Untuk ukuran lebar antenna, kami gunakan panjang antenna yg ada - yang di anggap sudah memiliki kalibrasi terhadap panjang gelombang. Artinya kita nggak perlu tahu panjang gelombang atau frekuensi yang digunakan Wifone Esia. Untuk ukuran panjang, kami gunakan seperempat lingkaran dengan diameter 1/4 panjang antenna.
Dengan memposisikan pada beberapa arah - saya berusaha mendapatkan signal terkuat, dan hasilnya ... alhamdulillah bisa naik menjadi 4 sampai 5 bar dan koneksi sangat bersih. Berikut gambar-gambar peralatan yang dibutuhkan, bentuk jadi, dan hasil strength signal yang didapatkan. Akhirnya saya bisa menggunakan Wifone untuk telpon yg murah meriah, dengan antenna yg murah juga ... nggak sampe 5000 (uang jajan saya sehari lho ...). Selamat mencoba dan semoga bisa berhasil





.











Membuat Repeater untuk WiFi

Bulan Maret yang lalu libur sekolah cukup banyak. Aku diijinkan Papa untuk ikut membantu papaku bereksperimen dengan router atau repeater untuk pemancar Wifi. Papa membawa beberapa peralata seperti Akses poin dan USB Wifi, mereknya Linksys dan Belden. Kami juga menyiapkan kabel jaringan UTP (disambung-sambung karena pendek ... tapi nyambungnya gampang kok) dan beberapa kabel USB , ada yg aktif ektender dan ada juga yg biasa. Masing-masing sepanjang 5 meter. Semuanya banrolnya USB 2.0. Karena yang 1.0 tidak bisa dipakai (padahal ada 2 lho yg 1.0).



Berikut ini gambar2x nya




1. Ini menggunakan Akses poin 2 dan Switch 1. Nggak perlu pake komputer, kecuali pas setting saja.


















2. Ini menggunakan 1 USB Wifi, komputer, dan 1 AP. Komputer yg jadi router/proxy nya.

















3. Ini mengguakan 2 USB Wifi dan 1 komputer. Salah satu USB di set jadi AP (lain kali saya jelaskan cara settingnya)


















Sebetulnya masih ada 1 lagi yang mau dicoba, yaitu AP langsung ke AP, tanpa embel2x. Tapi karena keburu sore dan adik saya sudah bangun sehingga tidak bisa dilanjutkan.


Lain kali saya tambahkan langkah-langkah settingnya ya ... (tunggu diterjemahin sama papa saya ..he...he....)

Selasa, April 08, 2008

Sifat menurut bulan kelahiran

Ini dari millist Ibu2x (kebetulan Ibu saya anggota)

Baru dua-tiga kali kencan, Anda tentu mesih meraba-raba seperti apa kepribadian si dia. Tidak perlu menjadi 'Miss Ceriwis' untuk mengorek informasi darinya. Dari bulan kelahirannya, Anda bisa melacak kepribadiannya.
JANUARI

Karakter menonjol dari lelaki yang lahir di bulan ini adalah dia mudah sekali jatuh cinta, tapi segampang itu juga dia melupakan cintanya jika dikhianati. Sebenarnya dia termasuk romantis, sayang dia selalu kesulitan mengungkapkan perasaannya. Maklum, mereka umumnya pemalu. juga mudah cemburu. 'Penyakit' yang kerap membubarkan hubungan percintaannya.
FEBRUARI

Pemikirannya abstrak, cerdas dan temperamental. Mood-nya suka berubah-ubah, terkadang rendah diri, pemalu dan sederhana. Terlalu sensitif dan dan mudah sakit hati. Keberaniannya tinggi dan keras kepala. Tidak menyukai hal-hal yang dianggap tidak penting. Punya tekad kuat, cenderung ambisius dalam mengejar impian.
MARET

Lelaki Maret punya aura yang menarik simpati lawan jenis. Sifat menonjol lainnya adalah pemalu, cemburuan dan sangat bergantung pada pasangan. Ia juga penuh tuntutan dan banyak maunya. Ia akan sulit membuka lagi pintu hatinya ketika hatinya telah disakiti. Prinsip percintaannya, lebih baik memendam perasaan, daripada menerima penolakan. Jiwanya sangat jauh dari romantis. Tapi soal kesetiaan, dialah juaranya.
APRIL

Ia akan sulit membuka lagi pintu hatinya ketika hainya telah disakiti. Prinsip percintaannya, lebih baik memendam perasaan, daripada menerima penolakan. Jiwanya sangat jauh dari romantis. Tapi soal kesetiaan, dialah juaranya.
MEI

Ia sangat menghargai kejujuran lebih dari apapun. Ia orang yang mudah jatuh cinta, apalagi jika Anda dianggapnya mengerti jiwanya yang senang berkhayal. Ia lawan bicara yang menyenangkan. Kelemahannya terkadang is suka mengatur.
JUNI

Ia sangat pemilih dan sadar merek. Seleranya sangat tinggi, terutama untuk barang-barang branded. Emosinya mudah meledak dan gampang ngambek. Mood-nya juga mudah berubah. Gampang dipengaruhi dengan kebaikan hati, memiliki banyak ide dan ragu-ragu.
JULI

Ia sangat senang berada di sisi Anda. Gaya bicaranya ceplas ceplos dan terus terang. Hatinya gampang terluka dan kalau sudah terluka lama sekali pulihnya. Cemburunya mudah dipancing dan gampang ngambek. Asyiknya, dia adalah pendengar yang baik.
AGUSTUS

Karakter aslinya suka memimpin dan menonjol di antara teman-temannya. Jiwanya penuh kasih dan penyayang. Ia juga tipe romantis, pintar memperlakukan perempuan, bolehlah kalau dibilang cenderung demen ngegombal. Perasaannya sangat halus alias sensitif. Yang menonjol dari laki-laki ini, dia bisa berkeluh kesah atau curhat pada orang lain, tanpa perlu dikorek.
SEPTEMBER

Ia pandai membujuk dan berkompromi. Sikapnya terang dan pendiam tapi pandai berbicara. Ia jarang menunjukkan emosinya, cenderung menyembunyikan perasaanya. Tipe pemikir dan memiliki ingatan yang kuat. Saking kuatnya, kesalahan kecil pun bisa melekat lama di kepalanya. Ia sangat pemilih, tidak sembarangan memilih pasangan dan doyan mengritik. Menyukai olahraga, bertualang dan bersantai.
OKTOBER

Komunikator ulung dan suka mengobrol. Tutur bahasanya halus dan simpatik. Tidak suka berbelit-belit. Ia tidak pandai berbohong dan kurang bisa berpura-pura. Memiliki temperamen buruk, egois. Sangat terpengaruh dengan pendapat pribadi dan cenderung masa bodoh dengan pendapat orang lain. Cepat mengambil keputusan dan salah satu kelebihannya, ia berbakat menjacli peramal hebat karena instingnya sangat kuat.
NOPEMBER

Mempunyai pikiran jauh ke depan, unik dan cerdas. Ia memiliki ide-ide yang luar biasa. Pemikirannya tajam dan selalu ingin tahu. Pendiriannya kuat dan pendendam. Ia jarang sekali marah, kecuali jika terpaksa. Memiliki cinta yang teramat dalam dan sabar. Ciri menonjol darinya bertubuh kuat dan selalu bersemangat.
DESEMBER

Setia dan murah hati. Kurang sabar dan terburu-buru. Gampang jatuh cinta dan tergesa-gesa dalam berhubungan. Memiliki ketergantungan yang tinggi pada pasangan. Mudah marah tapi juga suka bercanda. Pada dasarnya ia memiliki sense of humor yang bagus. Pribadi yang menyenangkan, suka bersosialisasi dan tidak suka berada dalam situasi terkekang.